Monday, October 29, 2012

FanFiction di Tabloid Gaul 6

Posted by alisa at 9:32 PM 1 comments


THAT XX.
You don’t know what he does behind you.
By: nadia winda


Final Chapter :
                   It's All Over
          “Aku akan memulai lagi dari awal. Aku tidak akan menyesali semuanya. Sebab karena kejadian ini, aku tahu kaulah orang yang tepat”


                                    Author POV’s

            Semua terjadi begitu saja. Seo Hyun lebih dulu memergoki Chang Min, bahkan sebelum rencana Kyu Hyun sempat berjalan. Kyu Hyun sendiri heran, bagaimana bisa hal yang sangat kebetulan seperti ini terjadi? Kejadian ini bisa terjadi pun Ia tidak pernah membayangkan.
            Kyu Hyun memandang Seo Hyun yang kini sudah berdiri tenang disampingnya. Ia teringat saat Ia memberi tahu Jung Soo, Sung Min, Yu Ri dan YoonA tentang rencananya seminggu yang lalu.
            Saat itu, Kyu Hyun sudah meminta Qian untuk membantunya. Ia ingin, Qian mengundang band Chang Min tampil sebagai bintang tamu di showcase itu, membuat surprise stage untuk Ji Eun dengan tampil bersama Chang Min, dan membuat interview singkat diatas panggung sehingga nantinya, secara tidak langsung, Ji Eun dan Chang Min akan mengatakan hubungan mereka. Dan Seo Hyun yang datang karena rekomendasi Yu Ri dan YoonA pasti akan melihat hal itu.
            Tapi ternyata semua diluar dugaan. Semua sudah terbongkar. Kyu Hyun kembali melirik Seo Hyun yang masih nyaman dengan diamnya. Ia menghela napas. "Seo Hyun-ah, ayo, ikut aku."
            Seo Hyun menatap Kyu Hyun yang sudah lebih dulu menatapnya. "Kemana?"
            Kyu Hyun tersenyum penuh arti. "Ketempat yang pasti kau sukai."

            ***

            Seo Hyun mengerjap beberapa kali. Didepannya duduk teman-teman satu ganknya, Jung Soo juga Sung Min. Ia mengalihkan pandangan pada Kyu Hyun yang memasang senyum mautnya. "Kita karaoke?"
            Pertanyaan Seo Hyun yang ditujukan pada Kyu Hyun dijawab oleh sorakan bahagia yang lainnya. Tae Yeon melompat bangun lalu menyambar salah satu mic yang tergeletak diatas meja. "Ayo, kita mulai!" Sorakan kembali terdengar.
            Satu persatu dari mereka bergantian menyanyi. Ada juga yang hanya sebagai 'penari latar'. Sedikit demi sedikit Seo Hyun mulai tersenyum dan tertawa. Kyu Hyun tersenyum manis kar. ena rencana untuk menghibur Seo Hyun berjalan sukses.
            Beberapa jam kemudian, mereka menyudahi acara mereka itu. Setelah saling berpamitan, tinggalah Kyu Hyun dan Seo Hyun berdua. "Mau kuantar pulang?" Tawar Kyu Hyun.
            Seo Hyun mengangguk. Tidak ada salahnya, kan, menerima tawarannya?
            Kyu Hyun tersenyum. "Aku akan mengambil mobilku dulu."

            Diperjalanan, keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Kyu Hyun sibuk berpikir, bagaimana caranya agar Seo Hyun melupakan Chang Min? Sepertinya akan sulit, mengingat jangka waktu mereka bersama tidak singkat.
            "Oppa."
            Kyu Hyun menoleh sekilas lalu kembali fokus pada jalan didepannya. "Ya?"
            "Aku... Ingin menemui Chang Min oppa. Menurutmu... Bagaimana? Bisakah oppa membantuku?" Seo Hyun menunduk dan menggigit bibir.
            Kyu Hyun melirik Seo Hyun lalu menghela napas. "Untuk apa? Dia sudah seperti itu, kau masih mau menemuinya?"
            "Aku ingin mendengar sendiri darinya. Mendengar pengakuannya dan alasannya melakukan itu."
            Sunyi kembali menguasai atmosfer diantara keduanya untuk beberapa saat sampai suara Kyu Hyun memecahnya. "Baiklah, aku akan coba membantumu."
            "Benar? Oppa serius akan membantuku?" Seo Hyun menatap Kyu Hyun tak percaya.
            "Aku sudah bilang padamu, aku akan membantumu, apapun itu."
            Seo Hyun tersenyum. "Gomawo, oppa."
            Kyu Hyun hanya tersenyum. Sebenarnya dalam hati ia tidak setuju jika gadis itu menemui Chang Min lagi. Tapi ia juga tidak bisa melarangnya.
            Seo Hyun menatap keluar jendela. Sejujurnya ia masih ragu dengan keputusannya, ia ragu apakah ia bisa menghadapi Chang Min seperti dulu? Menatap matanya seperti sebelum semua ini terjadi? Seo Hyun menghela napas. Sepertinya ia harus menyiapkan mental untuk menemui orang itu.

            Pagi itu pagi yang berbeda karena sangat jarang Kyu Hyun menawarkan diri untuk mengantar kakaknya ke kantor. Qian yang mendapat tawaran menatap curiga pada adiknya. "Kau tidak sedang merencanakan sesuatu, kan?" Selidiknya.
            "Kalau tidak mau ya sudah." Cibir Ku Hyun. "Aku ini hanya sedang berbaik hati.”
            "Ya! Aku kan tidak bilang tidak mau!" Sahut Qian cepat sebelum adiknya berubah pikiran.
            Kyu Hyun mengeluarkan smirknya. “Lihatkan? Noona tidak akan menang melawanku.”
            Ia tertawa melihat kakaknya sibuk menggerutu sembari menghabiska sarapannya. Sebenarnya, memang ada maksud terntentu ia mengantar Qian. Ia ingin semua ini cepat selesai dan kembali normal. Ia kembali menatap Qian yang tengah mengelap mulutnya yang belepotan minyak. “Terima kasih, noona. Kau membuat semua menjadi lebih mudah.” Gumamnya.
            “Kyu Hyun! Ayo! Kau mau membuatku ditegur atasanku?” Qian berseru, tampak tak menyadari Kyu Hyun mengatakan sesuatu.
            Kyu Hyun bergegas mengambil kunci mobilnya dan menyusul Qian yang sudah lebih dulu keluar.

            Qian cepat-cepat turun dari mobil begitu sampai di tujuan. Kyu Hyun yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Noonanya itu memang miss repot.
            Ia mengikuti Qian masuk ke gedung – tanpa bermaksud untuk benar-benar mengikutinya – dan menuju meja resepsionis. “Ada yang bisa saya bantu?” Sambutan wanita dibelakang meja membuat Kyu Hyun tersenyum. “Aku ingin bertemu Lee Ji Eun.”

            ***

            Sebuah meja yang diisi empat orang di suatu restoran, mengeluarkan aura aneh. Keempat orang itu saling diam, terasa sekali suasananya sangat canggung. Musik lembut yang sengaja diperdengarkan bahkan tidak mampu membuat mereka rileks. Semua masih sibuk dengan pikiran masing-masing saat suara seseorang memecah kecanggungan.
            “Aku…”
            Perhatian tiga orang lain di meja itu seketika tertuju pada Ji Eun.
            “Aku ingin minta maaf.”
            Pernyataan Ji Eun tak kunjung mendapat respon, jadi ia meneruskan. “Seo Hyun eonni, maafkan aku, aku tidak tahu jika sebenarnya Chang Min oppa sudah lebih dulu menjadi hak milik orang lain.” Ia tersenyum. “Dan maaf juga untuk Kyu Hyun oppa yang jadi susah karena semua ini.”
            Seo Hyun menatap Ji Eun lembut. “Semua sudah terjadi, jadi tidak usah menyalahkan dirimu sendiri.” Ia lantas mengalihkan pandangan pada Chang Min. “Oppa, kenapa kau tidak mengatakannya padaku dari awal? Bahwa kau hanya terbawa suasana?”
            Chang Min menatap Seo Hyun yang dengan segera mengalihkan tatapannya. “Seharusnya kau sudah tahu, bahkan sebelum aku memberi tahumu. Aku menyukaimu hanya momen, karena saat aku sedang benar-benar jatuh, kau yang ada disampingku.” Chang Min mengenggam tangan Ji Eun. “Mungkin ini terdengar kejam, tapi maaf, aku memilih bersama Ji Eun.”
            Seo Hyun yang membuang pandangan tidak sengaja bertemu tatapan Kyu Hyun. Untuk sebentar tadi ia merasa seperti air matanya memaksa keluar, namun saat tatapan Kyu Hyun melembut, keyakinan menyelimutinya. Ya, ia harus meyakini keputusan yang ia buat.
            “Tidak apa, oppa sudah menemukan jalan oppa sendiri. Jadi kini giliranku untuk menemukan milikku.”
            Chang Min tersenyum simpul. “Aku menyesal bersikap egois dan arogan. Terutama saat Kyu Hyun memergokiku.” Ia lantas menatap Kyu Hyun yang balik menatapnya dengan tatapan bertanya. “Kyu Hyun orang yang baik. Begitu juga kau, Seo. Bagaimanapun, terima kasih mau mengerti.”

            Seo Hyun dan Kyu Hyun kini berada di sebuah taman, tak jauh dari restoran tempat mereka makan malam bersama Ji Eun dan Chang Min beberapa saat yang lalu. Keduanya bersandar pada mobil Kyu Hyun, sambil menatap langit malam yang kosong di atas kepala mereka.
            “Aku akan memulai semua dari awal.” Ucap Seo Hyun tiba-tiba. Kyu Hyun yang mendengarnya menatap Seo Hyun sekilas lalu kembali memandang langit. “Aku akan memulai lagi semuanya, membuka hatiku untuk orang lain, dan menjadi lebih dewasa dari sekarang.”
            “Misalnya? Dari mana kau akan mulai?”
            Seo Hyun menatap Kyu Hyun. “Dari oppa misalnya?”
            Kyu Hyun tersedak walaupun tidak sedang minum atau apapun. Ia menatap Seo Hyun yang memasang senyum lembut diwajahnya. “Aku?”
            “Bukankah waktu itu oppa menyatakan perasaan padaku? Oppa lupa?”
            Kyu Hyun memutar kejadian itu lagi, saat ia tidak sengaja mengatakan bahwa ia menyukai gadis itu. Semburat merah muncul di pipi Kyu Hyun.
            “Hahahahaha! Liat itu, Cho Kyu Hyun mukanya memerah!” Seo Hyun tertawa kecil sedangkan Kyu Hyun membuang muka karena malu. Ia merasa bodoh. Mukanya memerah karena seorang gadis seperti tengah memberinya pernyataan cinta.
            “Jadi… Apa aku boleh mengenal oppa lebih dekat? Menjadi teman, lalu kemudian lebih dari teman?” Seo Hyun mengatakannya dengan nada malu-malu. Pipinya sendiri kini sudah merah merona. Sangat manis.
            “Sudah kukatakan aku akan membantumu, apapun itu.” Ucap Kyu Hyun yang sudah bisa mengendalikan dirinya. “Seo Joo Hyun, ayo kita pergi kencan yang pertama?”
            Seo Hyun menatap Kyu Hyun terkejut namun sesaat kemudian tergelak. “Baiklah, tuan Cho. Kemanapun kau pergi.” Ia lalu mengaitkan tangannya pada lengan Kyu Hyun.
            Mereka saling bertatapan lalu tertawa bersama.
            Kyu Hyun lalu membukakan pintu mobil untuk Seo Hyun kemudian berlari-lari kecil ke sisi sebaliknya.
            “Kita mau kemana?” Tanya Seo Hyun
            “Kau bilang terserah padaku! Karaoke mungkin?” Jawab Kyu Hyun dengan nada meledek.
            “Apa? Hahaha. Kau pikir aku takut?”
            “Asal kau tahu, aku sudah menghubungi yang lainnya.”
            “Ya! Dasar curang!”
            “Walaupun curang tetap tampan kan?”
            “Cih, PD sekali.”
            Kyu Hyun terkikik. Ia bersyukur semuanya berjalan baik. Dan kini, Seo Hyun mempercayainya. Bahkan sepertinya hubungan mereka akan lebih dari baik.
            Kyu Hyun menyalakan mesin mobil dan memacunya di tengah kota Seoul dengan kecepatan tinggi. Ia sedang senang.
            “Ya! Oppa! Pelan-pelan!”
            Kyu Hyun kembali tergelak.

End.

Read More..

FanFiction di Tabloid Gaul 5

Posted by alisa at 9:32 PM 2 comments


THAT XX.
You don’t know what he does behind you.
By: Nadia Winda


Chapter 5:
                   Time To Show
          “Goodbye, baby, goodbye. Just turn around and walk forward. It’s been fun, I’ll think of it as good times. So now you’re done, your show is over now. (miss A – Goodbye Baby)”


                                    Kyu Hyun POV’s

            Tiga hari menjelang show. Qian noona jadi lebih sering pulang malam karena sibuk mempersiapkan pertunjukan. Dan aku juga jadi sering menjemputnya pulang kerja, seperti hari ini. Eomma tidak membiarkan putrinya itu pulang sendiri malam-malam. Jadi yah, apa boleh buat.
            Aku bersandar pada mobil. Kulirik arlojiku dan beberapa saat kemudian kembali ke posisi semula. Tiba-tiba sebuah siluet yang kukenal muncul dari dalam gedung. “Ji Eun-ah!”
            Objek yang kupanggil menoleh. “Kyu Hyun oppa? Menjemput Qian eonni lagi? Aigo, rajin sekali.” Ujarnya sambil tertawa kecil.
            “Tentu, aku ini kan adik yang baik.” Timpalku juga sambil tertawa. “Kau pulang sendiri? Mau pulang bersama? Tidak baik gadis muda jalan sendiri di jam selarut ini.”
            Ji Eun menggeleng. “Tidak perlu, oppa. Chang Min oppa akan menjemputku, jadi jangan khawatir!”
            Cih. Tidak bisakah untuk tidak menyebut namanya di depanku? “Ji Eun-ah, mau kuberi saran?”
            “Jauhi Chang Min. Jangan tanya kenapa. Kau akan segera tau.” Mata Ji Eun melebar dan di pipinya muncul semburat merah saat aku membisikan kata-kataku.
            Tepat ketika aku selesai bicara, nampak Qian noona melangkah keluar dari gedung. “Kyu, sudah lama?” Sapanya. Aku mencibir. “Seperti baru sekali saja.” Ia cuma cengar-cengir. Dasar noona.
            “Oh ya, Ji Eun-ah, kau belum pulang?” Qian noona mengalihkan perhatian pada Ji Eun.
            Ji Eun menggeleng. “Mungkin sebentar lagi.” Ucapnya sambil tersenyum.
            Qian noona ikut tersenyum. “Baiklah, kalau begitu aku dan Kyu Hyun pergi dulu. Jaga kesehatanmu! Fisik yang kuat adalah modal utama seorang penyanyi. Ingat itu!”
            “Iya, aku akan selalu mengingatnya!” Ji Eun mengangguk ceria.
            “Kami pulang dulu.” Ujarku sambil melambaikan tangan lalu masuk ke dalam mobil.

            ***

            Hari ini hari showcase diadakan. Penonton dan beberapa fans mulai memasuki venue. Aku sendiri duduk di bangku paling depan. Beberapa jam kemudian showcase dimulai. Akan ada beberapa artis baru yang tampil di showcase ini, termasuk Ji Eun.
            Akhirnya setelah seorang dancer tampil, kini giliran Ji Eun yang tampil menyanyi. Tanpa sadar kakiku bergerak sendiri mengikuti irama lagu yang dibawakannya. Ia terlihat menikmati dan ia juga bisa menguasai panggung dengan baik. Dan aku tidak menyangka suaranya sebagus itu. Aku terbuai oleh perfomancenya. Saat penampilannya selesa, semua orang di venue bertepuk tangan. Bahkan ternyata Ji Eun sudah mempunyai fans – terlihat dari beberapa orang yang membawa banner bertuliskan namanya.
            Aku melangkah ke arah backstage, lebih tepatnya ke arah ruang ganti Ji Eun. Tiba-tiba aku melihat Seo Hyun berdiri di depan sebuah ruangan dengan tatapan tajam. Bukankah itu ruang ganti Ji Eun? Aku mempercepat langkahku.
            “Seo, apa yang…” Ucapanku terputus saat melihat ke arah yang dilihat oleh Seo Hyun. Pemandangan itu pasti sanggup membuat siapa saja disana terkejut. Belum sempat aku bereaksi Seo Hyun pergi begitu saja. Aku mengejarnya karena aku tau pasti sulit baginya melihat Chang Min dan Ji Eun… berciuman.

                                    Seo Hyun POV’s

            Seperti biasa, siang ini aku membuka website resmi band Chang Min oppa. Aku sadar aku sudah seperti fans yang sangat fanatik! Aku mengecek jadwal-jadwal manggung mereka setiap hari.
            Website mereka ini baru dibuka seminggu yang lalu, namun sudah banyak orang mengunjunginya. Jujur aku cukup terbantu dengan adanya website ini, jadi aku bisa tau kapan dan dimana Chang Min oppa akan tampil. Kubaca perlahan jadwal-jadwal mereka. Yu Ri eonni dan YoonA eonni bilang band Chang Min oppa akan tampil sebagai bintang tamu di sebuah showcase. Sepertinya akan asik kalau aku pergi menontonnya.
            Aku mulai mencari-cari tiket showcase itu. Aku sangat bersemangat! Tapi, Chang Min oppa selalu melarangku pergi ke setiap shownya. Hanya kali ini saja! Maafkan aku oppa, aku ingin sekali melihat penampilanmu. Izinkan aku kali ini saja! Aku tersenyum-senyum sendiri di depan komputerku. Sepertinya aku memang sudah menjadi fans nomor satu Chang Min oppa! Aku akan merahasiakan kedatanganku dan akan kukejutkan dia di backstage!
            Malam sebelum hari show, aku sibuk membongkar semua koleksi bajuku. Aku berdiri di depan cermin besar lalu mulai menempelkan satu persatu baju ke tubuhku untuk menilai apa aku cocok memakainya. Eomma yang lewat di depan kamarku yang terbuka lebar langsung berseru, “Ya Tuhan, Seo Joo Hyun, apa yang mau kau lakukan, hah? Menjual semua bajumu? Atau kabur dari rumah?”. Sementara itu aku hanya bisa meringis dan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahku.
            Akhirnya pilihanku jatuh pada celana denim dan t-shirt putih, dipadu jaket kulit hitam pas badan dan ankle boots putih. Tidak lupa kusiapkan banner yang bertuliskan nama Shim Chang Min agar terlihat seperti fangirl sesungguhnya. Hah, semoga Chang Min oppa akan senang melihatku besok.

            Venue sangat ramai dipenuhi orang. Aku sendiri sedang mengantri untuk masuk ke dalam venue. Sambil memegang tiket erat-erat aku memperhatikan sekelilingku. Tiba-tiba aku melihat seseorang yang kukenal melintas beberapa meter dihadapanku. Cho Kyu Hyun? Sedang apa dia disini? Ah, tapi apa perduliku pada laki-laki itu? Laki-laki yang berusaha merusak hubunganku dan Chang Min oppa.
            Aku jadi ingat belum menelepon Chang Min oppa seharian ini. Aku menarik keluar ponselku dan menekan speed dial nomor 1. Tapi lama aku menunggu, yang kudengar hanya nada dering yang terus berbunyi tut tut. Aku menghela napas. Sabar, Seo, sabar. Toh sebentar lagi kalian akan bertemu.
            Saat masuk ke venue aku segera mencari tempat dudukku. Duh, kenapa aku yang tegang? Tanganku dingin dan badanku rasanya tidak biasa diam.
            Tak berapa lama show dimulai dan beberapaa artis bergantian tampil. Ada yang tampil bersama grupnya, tampil solo, dance, dan bermain alat musik. Mereka benar-benar berbakat. Setelah seorang dancer tampil, muncul gadis manis memakai dress berwarna baby pink. Ia bernyanyi dengan baik, dan ia sangat menggemaskan. Namun baru setengah penampilannya, aku merasa ingin pergi ke toilet. Tch, kenapa disaat penampilan yang bagus begini! Aku beringsut dari tempat dudukku dan keluar dari venue untuk mencari toilet.
            Fuh, sekarang aku sudah lega. Aku melangkah keluar dari toilet yang ternyata dekat dengan backstage. Aku baru akan kembali ke venue saat secara tidak sengaja melihat Chang Min oppa. Aku memperhatikannya baik-baik untuk memastikan apakah itu benar dia. Setelah yakin, aku buru-buru mengikutinya.
            Ternyata ia masuk ke sebuah ruang ganti. Ah, mungkin itu ruang gantinya. Karena kulihat dia masih memakai baju casual. Saat aku akan menyapanya, sebuah pemandangan membuatku terpaku. Bukankah itu gadis yang tadi tampil? Gadis yang kubilang manis? Bagaimana bisa… mereka…
            Aku berlari meninggalkan backstage. Entah kemana kaki ini akan membawaku pergi aku hanya akan mengikutinya. Aku sampai di sebuah danau buatan yang ternyata tak terletak jauh dari venue. Mataku terasa panas. Haruskah aku menangis di tempat umum seperti ini?
            Tepukan halus di bahuku membuatku terlonjak. Aku menoleh dan mendapati Kyu Hyun oppa yang terengah-engah. “Larimu cepat juga, ya.” Ucapnya setelah berhasil mengatur napas. Aku hanya tersenyum masam. Aku meletakkan kedua tanganku diatas pagar yang mengelilingi danau ini dan mengubur wajahku.
            Kemudian kurasakan ada tangan yang merangkulku. “Kalau mau menangis, menangis saja. Jangan disembunyikan.” Ujar Kyu Hyun oppa lembut sambil mengelus bahuku. Aku mengangkat wajah sedikit dan meliriknya. Mendapati ia tengah memperhatikanku, aku membuang muka. Sejujurnya aku malu karena waktu itu aku tidak mempercayai perkataannya dan malah membentaknya.
            Tanpa sadar mataku akhirnya menjatuhkan setetes demi setetes air mata. Kututupi wajahku dengan kedua tangan, tapi Kyu Hyun oppa malah memelukku. “Menangisnya seperti ini saja. Orang tidak akan melihatmu, jadi menangislah semaumu. Aku akan membantumu menyelesaikan semuanya.” Ia menepuk-nepuk puncak kepalaku.
            Ucapan Kyu Hyun oppa kini menurutku berbeda. Ucapannya bisa membuatku percaya padanya. Aku akan mempercayai laki-laki ini. Setidaknya untuk hal ini saja.
            Saat menangis, aku berpikir apa yang harus aku lakukan. Langkah apa yang akan aku ambil dan bagaimana nantinya aku mengahadapi Chang Min oppa atau gadis itu. Akhirnya aku mengambil sebuah keputusan. Kulepaskan perlahan pelukan Kyu Hyun oppa. “Benar oppa akan membantuku? Oppa sudah berkata begitu. Jadi kumohon, bantu aku..”
            Kyu Hyun oppa tersenyum. “Anything.”

To Be Continued…

Read More..

FanFiction di Tabloid Gaul 4

Posted by alisa at 9:31 PM 2 comments


THAT XX.
You don’t know what he does behind you.
By: nadia winda


Chapter 4:
                   The ‘It’ Girl
          “Akhirnya aku mengetahui seluruh kebenarannya. Hanya masalah waktu sampai aku membongkar semua dramamu itu”


                                    Kyu Hyun POV’s

            Entah sudah yang keberapa kali aku melirik jam tanganku. Qiannie noona lama sekali! “Noona! Sudah belum?!” Teriakku dari lantai bawah.
            Song Qian adalah kakak angkatku yang baru saja pulang dari Taiwan. Hari ini ia memintaku mengantarnya menemui seseorang. Dia bilang orang yang penting. Tapi sudah setengah jam sejak ia memintaku mengantarnya dan ia belum juga menyelesaikan masalah dengan make upnya. Lama-lama aku bisa gila.
            Tak lama kemudian terlihat gadis berambut cokelat itu berlari-lari menuruni tangga. “Maaf. Ayo!”. Ia langsung menarik tanganku ke arah mobil. Tsk! Noona ini!
            “Kita mau kemana?” Tanyaku sambil memasang seat belt. “Yeouido. Restoran tempat biasa kita makan bersama appa.” Jawabnya tanpa menoleh ke arahku dan malah sibuk dengan smartphonennya.
            Dengan segera mobil sudah kubawa meluncur di tengah jalanan kota Seoul. Minggu ini jalanan sangat lengang, perjalanan pun tidak memakan waktu lama.
            “Halo?” Kulihat Qian noona mengangkat telepon. “Oh, Ji Eun-ah! Sebentar lagi aku sampai! Kau sudah sampai? ……. Baiklah. Tunggu sebentar ya?” Noona lalu menutup teleponnya. Otakku berputar cepat. Ji Eun? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu. Tapi dimana? Aku terus berpikir. Ah, bodohnya aku. Di Korea banyak sekali wanita bernama Ji Eun. Kenapa harus heboh? Tentu saja aku sering mendengar nama itu.
            Kuparkirkan mobilku di halaman parkir restoran ketika kami sampai di tujuan lalu kuikuti langkah Qian noona memasuki restoran. Tadinya aku ingin tinggal saja di mobil, tapi noona memaksaku untuk ikut. Kami menghampiri meja di dekat jendela yang disana sudah duduk seorang gadis yang sedang menatap keluar jendela.
            “Ji Eun-ah.” Qian noona menyapa gadis itu. Gadis itu menoleh. “Oh, Qian eonni! Wasseo?*”. Qian noona duduk dihadapan Ji Eun dan aku mengambil tempat disebelah Qian noona. Kuperhatikan gadis ini baik-baik. Sepertinya aku mengenalnya…
            Akhirnya aku menyadari sesuatu. Ia gadis yang bersama Chang Min waktu itu! Tatapanku pada gadis itu menajam. Mungkinkah gadis ini hanya terlihat baik diluar?
            “Ah, aku permisi, aku mau pergi ke toilet sebentar.” Tiba-tiba Qian noona beranjak dari kursinya saat sedang mengobrol seru dengan Ji Eun. Kesempatan bagus! Setelah yakin Qian noona tidak terlihat, aku memfokuskan diriku pada gadis ini.
            “Ji Eun-sshi? Kau masih ingat padaku?” Aku berusaha tersenyum semanis mungkin. Ji Eun tampak terkejut karena diajak bicara. Ia lalu memperhatikanku baik-baik. “Ah, kau teman Chang Min oppa yang waktu itu?” Jawab Ji Eun sambil tersenyum manis. Cih, teman? Tidak sudi. Tapi biarlah, hanya untuk sekarang.
            “Kau benar. Namaku Cho Kyu Hyun.” Ucapku balik tersenyum. Gadis ini ternyata baik, tapi pasangannya yang tidak baik. “Oya, kau pacaran dengan Chang Min?” Aku mencoba mencari tahu hubungan Chang Min dengan gadis ini.
            Dan dugaanku tepat, gadis ini mengangguk ceria lalu berkata “Ya! Kami sudah pacaran kurang lebih 6 bulan.”
            6 bulan?! Sudah selama itu? Aku terpaku untuk sesaat. Bagaimana jika gadis ini tahu kalau Chang Min hanya bermain-main dengannya?
            “Bagaimana kalian bertemu satu sama lain?” Aku mencoba mencari tahu lebih dalam.
            “Kami bertemu saat Chang Min oppa tampil dengan bandnya di sekolahku. Aku langsung menjadi fansnya dan ternyata dia juga tertarik padaku. Jadi sejak itu dia sering mengajakku pergi bersama dan pada akhirnya menyatakan perasaannya padaku.” Mata Ji Eun berninar-binar saat menceritakannya. Senyumnya ini pasti akan memudar jika ia tahu yang dilakukan kekasihnya…
            Qian noona datang tiba-tiba dengan handphone tertempel ditelinganya. “Ji Eun-ah, maaf, aku ada urusan mendadak. Aku pergi dulu, ya? Pembicaraan mengenai debutmu akan kita lanjutkan nanti. Nanti aku akan menghubungimu.” Ucap Qian noona setelah ia menutup telepon.
            “Benarkah, eonni? Baiklah, kutunggu kabar darimu.” Ji Eun berdiri dan memberi salam. Qian noona pun balas memberi salam. “Kyu Hyun, ayo.” Aku memberi salam pada Ji Eun lalu bergegas menyusul Qian noona.
            Sepanjang perjalanan pulang aku berpikir, bagaimana caranya agar Seo Hyun dan Ji Eun tahu Chang Min sudah mempermainkan mereka? Aku harus melakukan sesuatu. Aku tidak bisa tinggal diam. “Noona, Ji Eun itu siapa?” Tanyaku pada Qian noona.
            “Dia artis baru di managementku yang ditargetkan debut bulan ini.” Jawabnya.  “Kenapa?”
            “Tidak. Hanya ingin tahu.”
            Aku kembali fokus ke jalan ketika tiba-tiba mendapat ide. “Noona, kau tahu Chang Min? Pacar Ji Eun?”
            “Ya, dia vokalis band rookie yang sedang digemari. Kau juga kenal dia?”
            “Aku hanya pernah bertemu dengannya beberapa kali.” Kupinggirkan mobil ke tepi jalan lalu menatap Qian noona. “Noona, minggu besok managementmu akan mengadakan showcase untuk artis-artis baru kalian, kan? Bisa aku minta bantuanmu? Aku sangat butuh..”
            Qian noona sedikit kaget melihatku begitu serius. Tapi sesaat kemudian ia tersenyum. “Tentu, selama aku bisa melakukannya.”
            Aku tersenyum lebar. “Aku hanya butuh beberapa hal….” Hah. Semoga ini akan berhasil…

            Malamnya, Jung Soo hyung meneleponku dan mengajakku nongkrong di café seperti biasa. Jadilah aku disini, duduk berlima dengan Jung Soo hyung, Sung Min, YoonA dan Yu Ri. Tapi, kenapa menurutku suasana agak kaku?
            “Tentang Chang Min…” YoonA membuka mulut. “Kyu Hyun oppa sudah tahu?”
            Semua orang diam. Tadi dia bilang Chang Min? “Jadi kalian sudah tahu tentang Chang Min?” Tanyaku pada kedua member SoShi gank dihadapanku. Mereka saling bertukar pandang lalu mengangguk pelan.
            “Kami sudah pernah memperingatkannya, tapi dia mengabaikan kami.” Yu Ri menghela napas.
            “Aku pernah memergoki Chang Min, tapi aku tidak tega mengadukannya pada Seo Hyun.” YoonA menambahkan. “Kelihatannya Seo Hyun benar-benar menyukai Chang Min.. Gadis itu benar-benar dibuat buta.”
            Aku kembali tenggelam dalam pikiranku untuk beberapa saat. Sepertinya aku memang harus bertindak. Seo Hyun tidak boleh dibiarkan seperti ini. “Kalian tahu kan, kalau Seo Hyun suka menyanyi?” Aku memandangi YoonA dan Yu Ri. Keduanya mengangguk. “Nah, aku sudah menyusun rencana, jadi kalian tinggal mengikutinya. Wish us luck.” Aku tersenyum penuh percaya diri. Chang Min, bersiaplah…

To Be Continued…
*  = Sudah datang?

Read More..

let search

 

i you we they Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei