Monday, October 29, 2012

FanFiction di Tabloid Gaul 3

Posted by alisa at 9:31 PM



THAT XX.
You don’t know what he does behind you.
By: Nadia Winda


Chapter 3:
                   Should I Tell That…
            “Lihat saja , jika kau berani menyakitinya barang setitik, aku tidak akan melepaskanmu.”


                                                Kyu Hyun POV’s

            “Ada apa oppa memangilku kemari? Kedengarannya penting.”
            Aku dan Seo Hyun duduk berhadapan di café. Pikiranku kacau, aku tidak tahu harus bagaimana mengatakannya pada gadis di depanku ini. Haruskah aku jujur dengan apa yang aku lihat?
            Aku memandang Seo Hyun yang sedang menatap keluar jendela. “Seo Hyun-ah, sudah berapa lama hubunganmu dengan Chang Min?”
            Seo Hyun mengalihkan tatapannya dari jendela dan menatapku. “Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?”
            “Jawab saja.”
            “Dua tahun.”
            “Seandainya… Chang Min melakukan sesuatu yang, well, menyakitimu, apa yang akan kau lakukan?”
            Seo Hyun menatapku seperti menatap pencuri yang membawa pergi uang ratusan juta. “Oppa, sebenarnya ada apa? Kau aneh sekali sejak tadi”.
            Aku kembali menghela napas. Ya Tuhan, bagaimana caranya aku memberitahu gadis ini? Aku sendiri bingung dengan pikiranku. Setengah diriku ingin mengatakan kenyataan, tapi bagian lain diriku takut melihatnya kecewa. Didepanku Seo Hyun tampak sedikit bosan menunggu jawabanku.
            Keheningan diantara kami pecah karena nada dering ponsel. Seo Hyun mengecek smartphonenya dan mengangkat telepon.
            “Maaf, aku harus pergi. Ada hal lain yang harus kulakukan.” Ucap Seo Hyun begitu menutup telepon. Ia bangkit dari kursi dan beranjak pergi.
            “Apa itu tadi Chang Min?”. Seo Hyun menghentikan langkahnya. Ia memutar tubuhnya dan hendak berkata sesuatu. “Jebal, jangan temui dia,” Aku memotong sebelum ia sempat bicara. “Dia tidak pantas untukmu. Geu namja… geuneun saekkiya.*”
            Seo Hyun menatapku tajam dan kembali duduk dihadapanku. “Ulangi sekali lagi kata-katamu barusan, oppa.”
            “Ssaekiya.”
            Keheningan kembali menyelimuti kami. Tatapan tajamnya beradu dengan tatapanku. “Kalau kau tahu apa yang dia lakukan, kau tidak akan seperti ini,” Ucapku akhirnya.
            “Memang apa yang dia lakukan? Oppa bukan siapa-siapa. Oppa tidak punya hak untuk menilainya seperti itu!” Balasnya.
            “Apa laki-laki yang berjalan dengan gadis lain dibelakangmu itu adalah laki-laki yang baik? Apa laki-laki yang tertawa terbahak-bahak sementara kau sendiri kecewa adalah tipemu? Pikirkan, Seo! Apa laki-laki yang sudah tertangkap basah seperti itu dan malah menyombongkan diri adalah orang yang pantas untukmu? Cobalah berpikir realistis! Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi dengan seseorang yang seperti dia? Jangan bercanda! Kau bilang aku tidak punya hak? Aku merasa aku punya! Karena aku menyukaimu, dan aku tidak sudi kau bersama orang macam dia!”
            Tak kupedulikan orang-orang yang akhirnya memperhatikan aku dan Seo Hyun. Masa bodoh. Kulihat Sung Min dan Jung Soo hyung berlarian menghampiriku. “Ya, semua baik-baik saja? Kami lihat dari luar sepertinya ada yang aneh.” Jung Soo hyung bertanya dan menepuk bahuku. “Nan molla.**” Aku menepis tangan Jung Soo hyung dan beranjak meninggalkan café.

                             -Flashback-

            “Kita harus bicara. Empat mata. Secara langsung. Temui aku di Kona Beans.”
            Aku mengakhiri panggilan dan beranjak dari kursiku dan pergi keluar café tanpa menghiraukan Sung Min dan Jung Soo hyung yang terus memanggilku. Kuhampiri laki-laki yang sibuk merangkul seorang gadis. “Shim Chang Min.”
            Laki-laki itu menoleh. Begitu juga gadis yang ia rangkul. “Kau masih mengingatku?” Tanyaku.
            Chang Min tampak berpikir. “Oh, kau yang waktu itu di bioskop? Benar?” Jawabnya.
            “Ya, kau benar.” Aku tersenyum. Senyum yang dipaksakan. Ingin rasanya aku memukul wajah yang tersenyum penuh percaya diri itu. Kualihkan perhatianku pada gadis disebelahnya. Gadis itu berkulit putih bersih, bertubuh mungil, dan wajahnya manis. Tampaknya gadis ini begitu lugu. Sayang sekali gadis ini harus berpasangan dengan seorang monster.
            “Oppa, Jiyeon sudah datang. Nan kanda!***” Gadis itu berkata manja pada Chang Min lalu mencium pipinya. Kemudian berlari menghampiri temannya yang sudah menunggu.
            “Kukira kau pacaran dengan Seo Hyun.” Ucapku seperginya gadis itu.
            “Aku memang pacaran dengannya.” Jawabnya santai.
            “Lalu yang tadi itu apa?” Emosiku mulai muncul. Bagaimana bisa laki-laki ini begitu tenang setelah terpergok seperti itu?
            Chang Min melangkah maju hingga hampir tak ada jarak antara aku dengannya. “Menurutmu? Memang apa yang akan kau lakukan? Mengadukanku pada Seo Hyun?” Seringaian terpasang di wajahnya.
            “Kau tidak takut? Tidak ada rasa penyesalan? Manusia macam apa kau, hah?”
            Chang Min tertawa kecil. “Terserah apa maumu, Tuan Cho. Seo Hyun sangat percaya padaku. Belum tentu ia akan mendengar ‘omong kosong’mu itu,” Chang Min mendekatkan wajahnya padaku. “Jadi semoga berhasil.” Bisiknya.
            Hampir saja kepalan tanganku menyentuh wajah Chang Min ketika seorang laki-laki berparas cantik menahan tanganku. “Apa yang akan kau lakukan pada adikku?” Tanyanya.
            Aku menarik tanganku. “Tanya sendiri pada adikmu itu. Ajari dia bagaimana menjaga perasaan seorang gadis.”
            “Apa yang telah kau lakukan?” Tanya laki-laki itu pada Chang Min.
            “Aku tidak melakukan apapun.” Balas Chang Min lalu membuang muka.
            “Shim Chang Min, lihat aku, aku sedang bicara denganmu!”
            Chang Min menatap kakaknya. “Aku tak akan berkomentar apapun, Shim Jae Joong”
            “Jelaskan itu nanti di rumah. Ayo. Mobilku disana.” Jae Joong menarik adiknya pergi sementara aku hanya bisa melihat mereka berdua.

                                                            -End of Flashback-

            Sabtu ini ada hal yang tidak biasa. Tidak ada yang mengajakku main game dan tidak ada yang mengajakku nongkrong di café. Kalian pasti tahu apa sebabnya. Uh’hum, Jung Soo hyung dengan Tae Yeon, Sung Min dengan Sun Kyu. Sudahlah.
            Aku masih sibuk berpacaran dengan sofa empuk dan tentu saja, PSPku ketika suara bel berdering nyaring. Tsk. Akan kukutuk siapapun yang menekan bel itu, meski orang itu adalah Song Hye Kyo sekalipun.
             “Sebentar! Tidak sabaran sekali!” Seruku dari dalam. Tidak bisakah menekan bel sekali saja? Ha.
            “Ni hao!****” Seorang gadis bermata bulat berdiri di depan pintu sambil tersenyum lebar.
            “Qian noona!” Segera kupeluk kakakku yang sudah lama tidak kutemui. Walaupun bukan kakak kandungku, tapi kami sangat dekat. “Kapan tiba? Kenapa tidak bilang padaku, aisshh.” Kuperhatikan dua koper yang cukup besar di sisi kiri dan kanannya.
            Qian noona terkikik. “Ah, adikku yang satu ini memang paling manis! Aku bisa pulang sendiri, memangnya aku ini anak kecil?” Ujarnya sambil mengacak rambutku.
            “Aish, noona! Sudah, ayo masuk!” Perintahku sambil mendorong tubuhnya masuk kerumah lalu keluar lagi untuk mengangkat dua kopernya yang…. Seberat lemari.

To Be Continued…
*  = Laki-laki itu… Dia bajingan.
** = Tak tahulah
*** = Aku pergi
**** = Halo / Hi dalam bahasa mandarin

1 comments:

Blog27999 on March 4, 2020 at 5:36 PM said...

Your Affiliate Profit Machine is waiting -

Plus, getting it set up is as easy as 1-2-3!

Here's how it works...

STEP 1. Choose which affiliate products you want to promote
STEP 2. Add PUSH BUTTON traffic (it LITERALLY takes 2 minutes)
STEP 3. See how the system grow your list and sell your affiliate products on it's own!

Are you ready to start making money???

Your MONEY MAKING affiliate solution is RIGHT HERE

Post a Comment

let search

 

i you we they Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei